Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dahulu, kita mengenal telepon umum yang tersebar dimana-mana, terutama di kota-kota besar saat itu. Telepon umum ini marak digunakan oleh mereka yang ingin menghubungi keluarga atau teman dengan membawa uang koin. Akan tetapi, saat ini telepon umum sudah jarang terlihat, kalaupun masih ada biasanya kondisinya sudah rusak dan tidak dua jenis telepon umum yang sempat 'hit' di Indonesia. Yakni telepon umum koin yang mulai diperkenalkan ke masyarakat pada tahun 1981. Hingga tahun 1988 telepon umum koin sudah memiliki unit yang tersebar di wilayah Indonesia. Selanjutnya muncullah yang namanya telepon umum kartu pada tahun sekitaran 1988. Jumlah nya meningkat pesat menjadi unit pada tahun itu keberadaan telepon umum tentulah sangat berguna bagi masyarakat. Selain biaya yang relatif murah, masyarakat tersebut juga dapat menghemat waktu dalam berkomunikasi jarak jauh, dimana sebelumnya masyarakat harus bertukar pesan melalui media surat dan dikirimkan melalui perantara kantor pos. Munculnya telepon umum pada saat itu tentu menjadi salah satu fenomena perkembangan teknologi yang pastinya ingin dinikmati oleh seluruh masyarakat. Karena maraknya penggunaan telepon umum pada saat itu, banyak orang dewasa, remaja, anak-anak, hingga para orang tua usia lanjut yang datang untuk mengantri di bilik-bilik telepon umum. Ada beberapa saat dimana antrian tersebut menjadi sangat panjang, dan menyebabkan kondisi yang kurang stabil atau kondusif. Akhirnya, hanya beberapa orang saja yang dapat menggunakan fasilitas ini. Beberapa orang lainnya seperti orang tua lanjut usia lebih memilih untuk pulang dan mencoba lagi dilain hari. Namun, yang namanya teknologi akan selalu berinovasi dan berkembang tiap tahunnya. Tidak ketinggalan pula teknologi dalam bidang komunikasi yang terbilang cukup pesat. Memasuki tahun 1995/1996 hingga tahun 2000-an, mulai banyak perusahaan kounikasi mengembangkan alat komunikasi yang lebih praktis yakni handphone gawai. Hal ini menarik banyak perhatian masyarakat untuk memiliki satu atau dua buah alat komunikasi yang lebih praktis penggunaan fasilitas telepon umum sudah tidak seramai sebelumnya, masih ada beberapa kalangan masyarakat yang menggunakan jasa layanan telepon umum ini dikarenakan harga telepon genggam yang masih terbilang cukup mahal. Hanya golongan masyarakat menengah keatas yang dapat membeli alat tersebut. Hal ini menyebabkan para masyarakat dengan keterbatasan biaya memilih untuk lebih sering menggunakan fasilitas telepon umum ketimbang membeli telepon keberadaan telepon umum ini mulai tergeser lagi seiring dengan masuknya smartphone gadget. Sebuah inovasi alat komunikasi yang lebih mudah dan lebih praktis. Masyarakat kalangan menengah keatas maupun kebawah mulai dapat membeli telepon pintar ini dikarenakan harganya yang cukup sepadan dengan manfaat yang ditawarkan. Maka dari sini, telepon umum mulai ditinggalkan bahkan tidak lagi beberapa faktor yang menyebabkan 'Telepon Umum' ini sudah tidak lagi berfungsi seperti dulu, yakniTiap orang sudah memilik alat komunikasi pribadi. Saat ini mulai dari orang dewasa, remaja, dan bahkan anak-anak kini sudah difasilitasi dengan telepon genggam masing-masing. Hal ini tentu membuat orang tidak lagi membutuhkan telepon umum untuk berhubungan jarak membawa uang koin. Sekarang ini kita tentu jarang membawa ataupun mengantongi uang koin sebagai alat pembayaran. Apalagi para orang dewasa yang sudah jarang membawa dompet maupun uang 'cash' karena sekarang semua serba elektronik. Meski uang koin atau receh masih banyak digunakan namun biasanya akan langsung ditukarkan di warung-warung atau toko-toko ditemukan. Kebanyakan telepon umum sudah tidak berfungsi, rusak, ataupun sudah diangkut. Tidak banyak telepon umum yang masih bisa dipakai, hal ini membuat orang-orang kesusahan dan malas untuk mencari lokasi telepon umum yang tersedia. Kini, telepon umum ini sudah dianggap sebagai barang langka atau antik. Dimana telepon umum ini mulai diperjual-belikan dan dibandrol dengan harga yang sangat mahal. Bahkan ada beberapa unit telepon yang dilelang. Tetapi, meski sudah sulit dan jarang ditemukan, sebagian masyarakat masih menganggap telepon umum ini tetap penting. Mereka berasumsi apabila di saat darurat, kemudian ponsel kehabisan baterai, kuota, ataupun pulsa dan harus menghubungi seseorang, maka telepon umum dapat diandalkan dan menjadi solusi terbaik sebagai penyelamat keadaan. Dapat dikatakan dengan kembalinya fasilitas telepon umum dapat membantu kita dalam keadaan genting atau darurat. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya

Keberadaantelepon umum benar-benar berguna bagi khalayak, termasuk mahasiswa. Artis dan produser Olga Lydia (38), misalnya, termasuk pengguna setia telepon umum. Saat-saat kuliah di Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung, pada kurun waktu 1994-1999, ia biasa pergi ke telepon umum beramai-ramai dengan teman satu kosnya.

petunjuk menggunakan telepon umum dengan benar